Nuphii Usiel GokieL

SUGENG RAWUH WONTEN BLOG KULA

Kamis, 03 Maret 2011

perbandingan pH air



A. Tujuan
Mengetahui pH air dari berbagai daerah.

B. Dasar Teori
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut dan pada lapisan-lapisan es, akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan dan makhluk-makhluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka. Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisme yang unik agar perubahan tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan. sistem pertahanan ini dikenal sebagai kapasitas pem-buffer-an.
pH adalah tingkatan yang menunjukkan asam atau basanya suatu larutan yang diukur pada skala 0 s/d 14. Sedangkan pH air minum skala yang sesuai standar kesehatan adalah 6,5 s/d 8,5, jika di bawah 6,5 maka air tersebut dikatakan bersifat asam, sedangkan di atas 8,5 dikatakan bersifat basa.

Tinggi atau rendahnya pH dipengaruhi oleh senyawa atau kandungan dalam air tersebut. pH air selalu berbeda-beda menurut jenis dan daerahnya, misalnya sebagai berikut:
pH air minum mineral sesuai standar DEPKES : 6,5 s/d 8,5
pH air minum demineral/murni/reserve osmosis : 5,0 s/d 7,5
pH air minum yang paling ideal : 7 (pH netral)
pH air hujan berbeda-beda di setiap kota, di antaranya : 3,0 s/d 6,0
pH air laut sekitar : 8,2
Air jernih yang kita lihat sehari-hari, yang biasa kita minum, apakah sudah benar-benar sehat dan juga layak untuk kita konsumsi? Dari mana kita tahu air tersebut memang bersih. Mengutip Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Air bersih disini kita kategorikan hanya untuk yang layak dikonsumsi, bukan layak untuk digunakan sebagai penunjang aktifitas seperti untuk MCK. Karena standar air yang digunakan untuk konsumsi jelas lebih tinggi dari pada untuk keperluan selain dikonsumsi. Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air tersebut baik secara fisik, kimia dan juga mikrobiologi.
1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan
2. Syarat kimiawi, antara lain:
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2
3. Syarat mikrobiologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.

C. Alat dan Bahan
1. Air dari berbagai daerah di Jogja.
2. Indikator universal asam basa

D. Cara Kerja
1. Mempersiapkan sampel air dari berbagai tempat di Jogja
2. Mempersiapkan indikator asam basa (indikator universal)
3. Mencelupkan indikator universal pada air satu persatu dan melihat perubahan warna
4. Mencocokan warna yang terbentuk setelah dicelupkan.
5. Menentukan dan mencatat pH air

E. Tabel Hasil Pengamatan
No. Sample air dari daerah pH Asam/basa
1. Karangmalang 7 Netral
2. Moyudan, Sleman 6 Asam
3. Demangan 6 Asam
4. Palbapang, Bantul 7 Netral
5. Klaten 5-6 Asam
6. Ngaglik, Sleman 6 Asam
7. Kulonprogo 6 Asam


F. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pH air berbagai daerah di Jogja. Dengan praktikum ini diharapkan mahasiswa mengetahui cara mengukur pH air serta dapat mengetahui air yang layak untuk dikonsumsi sehari-hari. Air adalah sumber kehidupan manusia, yang terbentuk dari unsur hidrogen dan oksigen. Satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen sehingga terbentuk rumus H2O. Air memiliki sifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada kondisi standar. Asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen dalam larutan. Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen), donor pasangan elektron serta zat yang menghasilkan ion hidroksida dalam larutan.
pH merupakan suatu ekpresi dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air. Untuk mengidentifikasi asam basa suatu zat, dapat digunakan kertas lakmus dan indikator universal. Kertas lakmus merah dapat berubah warna menjadi biru pada zat yang bersifat basa, sedangkan lakmus biru dapat berubah warna menjadi merah pada zat yang bersifat asam.
Nilai pH menunjukkan apakah air memiliki kandungan padatan rendah atau tinggi. pH dari air murni adalah 7. Secara umum, air dengan nilai pH lebih rendah dari 7 dianggap asam dan nilai pH lebih dari 7 dianggap basa. Sedangkan pH = 7 disebut sebagai netral. Nilai pH normal untuk air permukaan biasanya antara 6,5 s/d 8,5 dan air tanah dari 6 s/d 8,5.

Dari hasil praktikum diperoleh hasil sebagai berikut :
No. Sample air dari daerah pH Asam/basa
1. Karangmalang 7 Netral
2. Moyudan, Sleman 6 Asam
3. Demangan 6 Asam
4. Palbapang, Bantul 7 Netral
5. Klaten 5-6 Asam
6. Ngaglik, Sleman 6 Asam
7. Kulonproigo 6 Asam

Pada hasil praktikum ini menggunakan 7 sampel dari berbagai daerah yang berbeda-beda, di antaranya adalah Karangmalang, Moyudan, Demangan, Palbapang, Klaten, Ngaglik, dan Kulonprogo. Dari beberapa sampel ini yang mempunyai pH netral hanya dua daerah saja, yaitu di daerah Karangmalang dan daerah Palbapang, Bantul. Hal ini menunjukkan bahwa air di 2 daerah ini aman untuk dikonsumsi. Penyebab air netral ditetapkan menjadi 7 disebabkan karena kadar ion H+ sangat kecil, maka nilai konsentrasinya ditampilkan dalam bentuk pH yang mewakili nilai -log 9 konsentrasi ion hidrogen.
Pada daerah Moyudan, Demangan, Ngaglik, dan Kulonprogo pH airnya sebesar 6 dan satu daerah yang mempunyai pH antara 5-6 yaitu daerah klaten. Ini berarti ada indikasi bahwa air bersifat asam, walaupun masih dalam batas aman untuk dikonsumsi namun harus ada tindak lanjut dan penanganan khusus untuk mengembalikan kenetralan air agar tidak berimbas pada kesehatan. Alkalinitas adalah ukuran kapasitas air untuk bertahan dari perubahan pH yang mungkin terjadi dan membuat air menjadi lebih asam. Ukuran dari alkalinitas dan pH air diperlukan untuk menilai kekorosifan dari air. Secara umum, air dengan nilai pH rendah (<6,5) berupa asam, mengandung padatan rendah, dan korosif. Karena itu, air seperti ini mengandung ion logam seperti besi, mangan, tembaga, timbal, dan seng atau dengan kata lain logam beracun tingkatan tinggi. Ini dapat menyebabkan kerusakan dini pada pipa logam, dan memiliki masalah berhubungan dengan rasa yang asam atau rasa logam, noda pada baju, dan noda pada tempat cucian di dapur dan pembuangan.
Berdasarkan literatur air minum yang paling ideal adalah air minum yang mempunyai pH 7. Air minum seperti ini layak untuk dikonsumsi karena sudah memenuhi beberapa persyaratan, di antaranya yaitu :
1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan

2. Syarat kimiawi, antara lain:
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2

G. Kesimpulan
Dari hasil praktikum diperoleh hasil sebagai berikut :
No. Sample air dari daerah pH Asam/basa
1. Karangmalang 7 Netral
2. Moyudan, Sleman 6 Asam
3. Demangan 6 Asam
4. Palbapang, Bantul 7 Netral
5. Klaten 5-6 Asam
6. Ngaglik, Sleman 6 Asam
7. Kulonproigo 6 Asam


DAFTAR PUSTAKA

http://www.presidenri.go.id (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan sistem penyediaan Air minum)
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/tugas-kuliah-lainnya/air-bersih
http://www.kamusilmiah.com/kesehatan/seperti-apa-standar-air-bersih/
http://www.che-mist-try.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar